Jumat, 19 Oktober 2018

Malam Teman Setia



Gambar ilustrasi dari Dream.co.id

Menulis dimalam hari 
cipt. Akh. Rijani

Malam.. sekarang menjadi sahabat saya, atau mungkin sejak lama.
Tapi saya tak menoleh bahwa dia selalu hadir bersama.
Malam.. menjadi wadah hening sempurna.
Kesadaranku apa yang memang menjadi kewajiban mengeong mengabari saya bahwa kamu LUPA.
Malam.. sekarang tak lagi terasa begitu gelap.
Dengan bohlam berdaya redup sudah cukup mendampingi saya bersamamu.
Malam.. sekarang saya tahu bahwa siang belum amu mejadi sahabat saya.
Pada siang saya lupa, terjerumus nafsu dunia.
Melangkah lupa bahkan tegap hiraukan jeritan jiwa.
Malam.. siang seakan belum mendampingi saya
Tetapi malam engkau membisikan hati sendu ini yang mendirikan dinding baja, berpayung kristal hitam menghindari potensi-potensi siang yang seharusnya saya manfaatkan.
Malam.. lewat keheningan ini, saya akan membuat kunci dibuat dalam ruang tenang. Tidur.

Besok saya! Malam akan membuka sebuah gedung baru dan merobohkan kastil pengap itu.
Gedung yang bercirikan kearifan.
Malam.. raga saya sudah merangkuh menghadap keharibaan perbaringan.
Sampai bertemu besok malam. Malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar