Cipt. Akh. Rijani
Ada dua ayam dalam kandang dua tingkat. Satu berwarna putih dan satunya
lagi berwarna hitam.
“Wahai saudariku. Apakah adinda tahu bahwa kita hanya berada di ruang
gelap?
Apakah adinda tahu cahaya meninggalkan kita dalam keheningan ruang?
Oh saudariku kurasa aku sudah menjadi kegelapan itu sendiri, aku
terlalu sering bercengkrama dengan meraka.”
“.......” ayam putih
“Lihatlah wahai saudariku diriku terjerembab dalam ilung-ilung
penengelam membenamkanku dalam air keruh rawa-rawa.”
“.....” ayam putih
“Saksikan wahai saudariku kerongkongan ini sudah kering bahkan makanan
enggan merangkak masuk. Tersisa hany air liur kering bersama rasa asam
lambung.”
“.....” ayam putih
“Iya.. ya ya. Betul ini itu semua kewajiban serta tanggung jawab. Andinda
punya tubuh sayap, kaki, cakar besar. Tapi kakanda ragu isi kepala sebesar
lainnya.”
“.....” ayam putih
“Wahai adinda saudariku.. Apakah kakanda hanya kerkawan rotan berduri
atau kakanda mati tenggelam di air saja!.”
Ayam hewan populer yang hidup berdampingan dengan manusia seperti
kucing & anjing. Tetapi Ayam berbeda
karena akhirnya akan disembelih diolah menjadi makanan bercita rasa. Ini salah
satu siklus hidup ayam untuk dimanfaatkan manusia.
Hidup manusia ada kesamaanya, sama-sama diciptakan memiliki manfaat
tersendiri setiap individu. Atau lebih tepat
tujuan penciptaanya.
Untuk apa ya saya diciptakan? seharusnya seperti apa saya ini? Dan
kemana mencari jawabnya?
Ini hal sama dialami dua ekor ayam di sini sedang mencari tiap jawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar